Kamuflase berteknologi tinggi di kedalaman laut

Bermain petak umpet di kedalaman laut

Sebuah studi baru yang dilakukan oleh Duke University dan Smithsonian Institution menunjukkan hal ini bahwa krustasea perairan tengah (hyperiid amphipoda) memanfaatkan beberapa hal teknik kamuflase yang cukup mewah untuk bersembunyi dari predator.

Ternyata kaki dan badan mereka tertutupi lapisan anti-reflektif yang dapat meredam pantulan cahaya — dengan cara sebanyak 250 kali lipat dalam beberapa kasus — sehingga mencegah cahaya memantul kembali menjadi predator potensial. Terlebih lagi, lapisan ini tampaknya terbuat dari bakteri hidup. Secara khusus, itu tampak seperti selembar manik-manik seragam peri yang lebih kecil daripada panjang gelombang cahaya bila dilihat di bawah mikroskop elektron.

Menurut pemimpin studi Laura Bagge, seorang mahasiswa PhD di Duke University, "Lapisan bola kecil ini mengurangi pantulan sama halnya dengan meletakkan karpet berbulu di dinding studio rekaman melunakkan gema."

Bola tersebut berukuran diameter 50 hingga 300 nanometer, tergantung pada spesies amphipod. Diameter optimalnya adalah 110 nanometer menghasilkan pengurangan reflektansi sebesar 250 kali lipat.

Untuk studinya, Bagge bekerja dengan ahli biologi Sönke Johnsen. Mereka memeriksa tujuh spesies amphipod, dan semuanya tampaknya memiliki spesiesnya sendiri bakteri optik yang bersimbiosis.

"Mereka mempunyai semua ciri-ciri bakteri, tapi untuk yakin 100 persen, kita harus melakukan penelitian lebih mendalam proyek pengurutan," kata Bagge.

Jika lapisan optik tersebut memang hidup, maka para peneliti perlu mencari tahu bagaimana hubungan simbiosis ini terjadi.

Penemuan lapisan anti-reflektif hidup mungkin memiliki pengaruh teknologi aplikasi, seperti dalam bentuk "array puting" pengurang refleksi yang digunakan dalam desain jendela kaca dan juga ditemukan di mata ngengat, mungkin untuk membantu mereka melihat lebih baik di malam hari.